Awalnya sama sekali tak ada minat untuk membeli si Blackberry, dari segi design bentuk, apps store, operating sistem dan lain-lain sama sekali tak membuatku tertarik. Aku senang mengikuti tren persaingan ponsel, sungguh bacaan nikmat maka aku dapat sedikit menilai bahwa perangkat ponsel dari negeri Kanada tersebut bukanlah pilihan tepat untuk kebutuhan seorang gadget freak sepertiku.
RIM pintar merebut pasar Indonesia, ia mengerti budaya konsumeris yang telah sangat melekat suatu potensi penjualan, di tambah rakyat Indonesia lebih mementingkan prestisius ketimbang kualitas. Di awal munculnya BB di Indonesia, para public figure memilih blackberry sebagai ponsel pilihannya yang waktu itu melawan arus perkembangan ponsel Indonesia, ia keluar dengan model Qwerty candy bar yang memikat. Para remaja pun tak ingin ketinggalan memakai ponsel mahal yang sangat mencolok jika dilihat dari belakang tersebut.
Aplikasi BBM lah yang menjadi daya tarik kuat, jika seseorang mempunyai pin BB maka secara tidak langsung menaikan derajat sosialnya, komunitas mereka yang menggunakan BB pun berbeda dari orang yang tak menggunakan BB, akhirnya banyak yang mengganti ponsel mereka dengan BB, hanya karena ingin merasakan berkomunitas dengan para pengguna BB.
Ketika era operating sistem Android muncul di Indonesia, mulai persaingan smartphone muncul. Blackberry yang menguasai pasar smartphone mulai memiliki pesaing kuat. Si robot hijau jauh lebih memiliki kualitas, dari segi interface, kemudahan penggunaan, layanan apps store di tambah Android adalah sistem operasi terbuka (open source). Android pun mulai menginvasi pasar ponsel Indonesia dan dunia, namun dasar orang Indonesia ketika negara lain penjualan BB sudah menurun di Indonesia justru tak mengalami penurunan, sekali lagi BB menang di prestisius, orang Indonesia tak mementingkan kualitas karena memang menurutku persaingan kualitas BB dan Android, jauh di menangkan Android.
Aku tahu hal demikian, nah mengapa diriku ini ketika ingin mengganti ponsel belum lama ini malah menjatuhkan hati pada BB?? Sebagai anak kos yang sama sekali mempunyai keuangan buruk bahkan sangat buruk, menganti ponsel merupakan keputusan berat setengah mati, salah pilih bisa setahun aku harus terpaksa memakai ponsel yang tak ku suka sebelum menggantinya kembali.
Aku tetap melihat kondisi sekitar, lingkungan keluarga dan lingkungan teman seperjuangan ku kebanyakan pengguna setia si buah beri hitam, tak satupun menggunakan si robot hijau. Aku tahu dari segi kualitas aku lebih menggunggulkan Android sebagai ponsel pilihan, namun lingkungan berbicara berbeda, pembicaraan mereka selalu terkait pembicaraan sebelumnya di BBM, akupun tak munafik sebagai kaum menengah ke bawah yang seumur hidup hanya dapat menikmati ponsel low end melihat pengguna BB lebih prestisius dan di pandang bermateri ketimbang pengguna ponsel lain walau memang sebenarnya harga BB sudah sangat terjangkau. Aku orang Indonesia dan memang tak bisa di elakan, pilihan pun jatuh pada si buah hitam.
Beberapa bulan aku menjadi pengguna BB, aku baru sadar kalau kualitas memang sangat penting, jujur aku sangat menyesal. Salah satu teman mempunyai ponsel robot hijau mumpuni, sungguh pengalaman berbeda kutemui, melampaui segala yang di punyai BB ketika ku pinjam. Gengsi memang membuat hati senang namun tak membuat hati tenang. Alhasil setahun ini aku harus menjadi pengguna setia si beri hitam. Karena memang aku adalah mahasiswa menengah kebawah.
Kabar terbaru dari produsen merk ponsel yang menyematkan robot hijau di dalamnya, Samsung. Produsen ini mengeluarkan seri terbaru Galaxi Young, ponsel Android yang sangat terjangkau dengan design dan besar layar yang mumpuni apalagi Android yang di sematkan adalah Android ginggerbread, waww… Doakan aku bisa mengumpulkan uang untuk mencicipi si Young tanpa harus menjual si beri hitam, jujur walau kecewa aku belum puas mengexplorenya, hihi.
Jika Artikel ini menarik, Silahkan copy paste permalink berikut ini di blog sobat!
Kalau saya sekarang lagi pegang si robot hijau dan ingin mencicipi bb, hi..hi..
BalasHapus